SEPENGGAL PELIPUTAN DI MASJID ALISRA’ Kec. Johar Baru kel. Johar Baru Jl. Percetakan Negara II JAKPUS

A. PENDAHULUAN

Allah berfirman :

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan Balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. Annur: 36-38).

Berikut ini adalah tulisan hasil penelitian dari masjid alisra’ johar baru yang pernah penulis singgahi beberapa saat yang pada dasarnya adalah untuk pengabdian kepada masjid membantu kepengurusan dalam mengadakan kegiatan-kegiatan masjid dalam rangka melengkapi sertifikasi untuk dapat mengikuti ujian skripsi. Akan tetapi ada lain beberapa hal sehingga bentuk pengabdian kepada masjid menjadi gagal yang akhirnya menyebabkan penulis tereliminasi dari masjid tersebut, sebelum akhirnya penulis sempat mewancarai beberapa pengurus dan beberapa jam’ah masjid tersebut.

B. SEGI GEOGRAFIS MASJID ALISRA’

Isara’ mi’raj merupakan sebuah perjalanan Rosulullah saw pada suatu malam dari masjid alharam ke masjid alaqsha sebagaimana yang telah di abadikan oleh Allah swt dalam surah alisra’ ayat pertama, pada masa inilah diwajibkannya shalat lima waktu.[1]

Pada tahun 1990 disebuah kec. Johar baru kel. Johar baru kota madya Jakarta pusat sebuah masjid yang konon waktu peresmian pembangunannya sesuai tanggalnya dengan waktu rosulullah saw melakukan perjalanan malam hari dari masjid alharam ke masjid alaqsha, maka dari sinilah di nisbatkan penamaan ke masjid sehingga menjadi masjid alisra’.[2]

Kec. Johar baru terdiri dari empat kelurahan yaitu galur, kampung rawa, tanah tinggi, dan yang terakhir kel. Johar baru. Kel. Johar baru baru sendiri Sebelah selatan dibatasi kec. Cempaka putih kel. Rawa sari, sebelah timur dibatasi kec. Cempaka putih kel. Kelurahan cempaka putih barat, sedangkan sebelah utara dibatasi dengan kel. Kampung rawa dan kel. Galur, sebelah barat dibatasi kel. Tanah tinggi kec. Johar baru.

Secara geografis masjid alisra’ terletak begitu setrategis karena berada ditengah-tengah keramaian pertokoan kota Johar Baru, posisi masjid berada di sebrang jalan raya Percetakan Negara II, sebelah kirinya berdekatan dengan pasar Johar Baru dan sebelah kanan dekat samping klinik praktek dokter dan sebelah ujung berdekatan dengan kantor kelurahan Johar Baru. Sehingga masyarakat, pegawai baik pertokoan, sewasta maupun pemerintah bila telah datang shalat dzuhur dan ashar saling berdatangan untuk mendirikan shalat berjama’ah.

C. SEJARAH BERDIRINYA MASJID ALISRA’

Pada tahun 1978 telah terjadi pengrobohan sebuah gereja di kec. johar baru jl. Percetakan Negara II, hal ini berakibat dari kemarahan warga muslim terhadap orang-orang Kristen yang membangun gereja di kawasan perkampungan muslim.[3]

Dari kejadian itu kemudian orang-orang keristen berinisiatif akan membeli tanah milik PT. pembangunan jaya yang sekarang menjadi masjid alisra, maka sekelompok pemuda[4] masyarakat tergerak untuk berjuang mempertahankan tanah tersebut supaya jangan sampai terbeli oleh orang-orang keristen yang di takutkan akan membangun gereja di atas tanah tesebut. Meskipun dengan modal yang kalah jauh dengan kelompok salibis kristus, namun dengan ijin Allah direktur PT. pembangunan jaya diganti yang sebelumnya Kristen menjadi muslim, sehingga dengan ini memudahkan sekelompok pemuda tersebut untuk membebaskan tanah milik PT. Pembangunan Jaya yang kemudian menjadi masjid alisra seperti sekarang ini.

Kemudian setelah dilobinya tanah tersebut dan direktur PT. Pembangunan Jaya merestui, maka ditancapkanlah sebuah plat papan nama dengan ide dr. Idris Caniago yang bertuliskan “insyaAllah akan dibangun masjid alira’,[5] namun setelah kunjung beberapa minggu bulan berganti bulan tidak ada kemajaun dalam pembangunan dan pembebasan tanah secara keseluruhan meskipun telah terkonsep bentuk kepengurusan dan pengumpulan dana. Dengan keadaan yang tidak ada kemajuan seperti inilah kemudian seorang pemuda yang bernama bapak Amirudin harahap selaku sekretaris panitia pembangunan terfikir dan akhirnya ketika melihat keaktivan seorang bendahara kampung percetakan Negara II yaitu bapak Abdurrozak Ab dalam kerja dan pengumpulan dana untuk kegiatan kampong tersebut ia tergerak untuk merekut pemuda tersebut sebagai anggota salah satu kepanitiaan. Setelah berdiskusi dan pengangkatan pengurus kepanaitaan pembangunan masjid yang baru ini ia berinisiatif dan mengusulkan untuk dirombak lagi secara total kepengurusan panitia pembangunan masjid mulai dari ketua sekretaris bendahara dan lain sebagainya, Ia mengusulkan sebagai ketua adalah bapak Usman samsudin yang ketika itu baliau aktiv hanya sebagai pemodal besar kegiatan kampong baik perayaan 17 agustus dan lain-lain, berkat kesepakatan atas apa yang diajukan terbentuklah kepengurusan pembangunan masjid yang baru sehingga dari sini mulailah dari pembebasan secara total dan pembangunan masjid dapat terlaksana dengan baik.[6]

Luas tanah 669m2 dengan dana pembebasan sebagian infaq dari bapak H. Usman Samsudin sebesar Rp.3000.000 dan dana setengahnya infaq dari PT. Pembangunan Jaya sendiri. Ketika itu PT. meminta dana pembebasan sebesar RP. 7000.000, namun karena akan dibangun masjid maka diinfaqkanlah setengahnya. Pada pertengahan tahun 1989 pembangunan masjid selesai dan masjid aktif digunakan untuk sholat. Kemudian setelah itu dirubahlah kepanitiaan pengurus pembanguan masjid menjadi kepengurusan kegiatan masjid.[7]

Untuk kepengurusan kegiatan masjid setelah jadi pada tahun itu hingga tahun 2000 seterukturnya sebagai berikut

Penasehat :H. Efendi Yusuf. S.H

:H. Usman Samsudin

Ketua I :Drs. H. Usman Kartawijaya

Ketua II : Ir. Abdullatif Rawa

Sekretaris I : Amirudin Harahap

Sekretaris II : Mukhotib. S.E

Bendahara I : Abdurrozak AB

Bendahara II : Edi Ilyas

Seksi usaha : H. Abdul Khair

D. SUSUNAN KEPENGURUSAN MASJID ALISRA’

Seiring dengan waktu yang terus berjalan kepengurusan masjid alisra’ mengalami banyak perubahan diantaranya ada yang karena pindah tempat tinggal ke sukabumi Karena jauh dari masjid bahkan sampai ada yang menghadap Robnya azawalla, maka berikut ini adalah susunan kepengurus masjid alisra dari sejak tahun 2002 hingga tahun 2010 yang diketuai oleh dr. idris caniago spb[8], ketika sebelum beliau diangkat menjadi ketua masjid pada tahun itu beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter spesialis bedah di berbagai rumah sakit, namun ketika beliau sudah mulai renggang waktu dalam pekerjaannya sebagai dokter beliau mengabdikan dirinya sebagai ketua masjid yang aktiv selain itu juga beliau menyediakan waktu bagi dirinya untuk mengisi kajian kesehatan di masjid ahad pagi sebelum kajian tafsir jalalain oleh ust. Kamal yusuf.

Ketua : dr. idris caniago. spb

Sekretaris : Mursalim. M.S.I

Penasehat : Bpk. Sabarudin. S.E

Bendahara : Abdurrozaq A.b.

E. PROGAM KEGIATAN MASJID ALISRA’

a. Progam yang telah dilaksanakan

Progam-progam mingguan

1. Pengajian malam selasa

2. Pengajian malam jum’at

3. Pengajian ahad pagi

b. Progam bulanan dan tahunan

1. Santunan anak yatim satu tahun dua kali

2. Pengadaan peryaan-perayaan hari besar ummat islam seperti mauludan, perayaan isra’ mi’raj, dan lain-lain.

c. Pendukung dan kendala

Dalam kepengurusan masjid terdapat dua model pemikiran

a. Model pemikiran orang tua sebagai pendiri masjid, golongan ini fleksibel dalam pengadaan kegiatan kemakmuran masjid karena dalam anggota struktur kepengurusan panitia pembanguan masjid di awal pengurus terdiri dari beberapa model pemikiran ada yang condong ke nahdliyyah, muhammadiyyah, dan persis. Akan tetapi dalam tatacara ibadah yang dilaksanakan menggunakan konsep nahdliyyah, hal ini dikarenakan kepanitiaan dahulu menyerahkan kegiatan masjid sepenuhnya kepada rekannya yang condong ke konsep nahdliyyah.

b. Model pemikiran anak-anak muda yang di tunjuk sebagai pengurus bahkan yang mengaku-ngaku sebagai pengurus, golongan ini fleksibel dan ada yang condong kolot namun kekolotannya mengalahkan yang fleksibel dikarenakan ketajamaman lidahnya dalam memojokan golongan fleksibel

F. PROGAM YANG DIPANDANGA MENONJOL

Progam yang dipandang menonjol:

a. Beberapa pengajian mingguan

b. Santunan anak Yatim setengah tahun sekali

G. PERMASALAHAN-PERMASALAN INTREN

Berikut ini akan kami utarakan beberapa permasalahan intern masjid berdasarkan peninjaun kami selama kurang lebih satu bulan:

a. Tidak adanya komunikasi antara pengurus yang terprogam dalam pertemuan bulanan rutin

b. Tidak adanya evaluasi progam kegiatan masjid maupun kepengurusan masjid dalam pertemuan rutin

c. Tidak adanya keterbukaan pandangan antara kepengurusan mau diarahkan bagaimana kegiatan masjid yang akan dilaksanakan.

d. Tidak adanya setruktur kepengurusan masjid secara tertulis sehingga muncul adanya sebagian golongan muda yang mengaku-ngaku sebagai pengurus masjid.

e. Tidak adanya bagian dari kepengurusan masjid yang mengurusi tentang da’wah dalam masjid sehingga setiap pengurus merasa berhak untuk membuat dan menghentikan sebuah kegiatan.

f. Tidak adanya upaya untuk menyatukan pandangan, menyatukan target tujuan dalam kegiatan masjid, baik golongan muda maupun golongan tua.

g. Tidak adanya kependukungan untuk melanjutkan kembali kegiatan pengajian anak-anak/ taman pendidikan alquran.

H. ANALISA DAN SOLUSI

Masjid alisra’ merupakan salah satu masjid yang didirikan oleh beberapa pemuda yang memiliki latar belakang pendidikan keagamaan yang berbeda, sebagian ada yang menganut ajaran Nahdliyah, ada menganut Muhammadiyah, bahkan ada yang menganut Persatuan Islam, dari sejak awal pembangunan hingga terbentuknya kepengurusan masjid kemudian menunaikan kegiatan-kegiatan masjid tidak ada satupun dari mereka yang menonjolkan pahamnya sehingga dalam pendirian kepengurusan dan diarahkan kemana masjid ini nyaris tidak ada masalah sedikitpun, hal ini karena saling memahaminya sesama pendiri masjid, dalam artian tidak banyak memberikan komentar antar sesama pengurus atas sebuah kegiatan yang diadakan di masjid. Salah satu kasus misalnya bapak Abdurrojak Ab mencritakan, ketika iqomah telah dikumandangkan untuk melaksanakan shalat subuh para jamaahpun berdiri demikian juga para pengurus dan pendiri masjid, tapi siapa yang menjadi imam shalat subuh para pendiri dan pengurus saling segan satu sama lain karena dalam tatacara pelaksanaan shalat subuh masing-masing berbeda sebagian ada yang harus menggunakan qunut dan sebagiannya sebaliknya, akhirnya bendahara masjid menunjuk bapak Amirudin Harahap selaku pengikut paham PERSIS (persatuan islam) untuk maju sebagai imam shalat subuh akan tetapi memang karena merasa segan akhirnya beliaupun tidak mau palah menunjuk kepada orang yang menunjuknya, mau tidak mau dan tidak ada lagi yang bersedia menjadi imam maka, majulah bapak Abdurojak kemudian tegaklah shalat subuh dan selesai sebagaimana orang NU melaksanakannya. Kasus lain bapak Abdurrojak Ab menceritakan kembali, suatu ketika beliau melaksanakan perayaan isra’miraj Nabi sallallahu alaihi wa sallam, maka beliaupun mengundang semua pengurus salah satunya adalah bapak Amirudin Harahap, ketika hendak dilaksanakannya pembacaaan syair-syair maulidan dengan kitab simtu dlirarnya beliau berkata kepada bapak Abudurojak “maaf pak, mungkin saya gak bisa mengikuti acara pembacaan maulidan ini, tapi nanti kalau penceramahnya udah maju baru saya akan masuk”. jawab beliau , oh ya gak pa pa.

Inilah beberapa contoh kasus yang pernah diceritakan kepada penulis dari bapak Abdurrojak Ab selaku bendahara masjid alisra’ yang tidak pernah tergantikan dari sejak awal pembangunan masjid hingga sekarang 2010.

Berdasarkan beberapa orang yang pernah penulis jumpai baik dari ketua masjid sendiri yaitu dr. Idris Chaniago dan beberapa jama’ah lama lainnya, mereka mengutarakan bahwa latar belakang beliau sebagai orang NU cenderung kolot, pernah seorang jama’ah masjid menceritakan, suatu ketika ia melihat posisi beduk masjid kurang pas dipandang dan juga tidak terlindung dari sinar matahari, maka tanpa sepengetahuan bendahara masjid orang tersebut memindahkannya ketempat yang lebih baik dan aman, akan tetapi apa yang terjadi ketika bendahara masjid tahu?, beliau berkata kepada salah seorang jama’ah sambil dengan muka merah, “ eh, siapa yang mindain beduk?! jawabnya, “si Ishmadi[9] pak haji” beliau berkata kembali, “coba panggil!” ketika saya datang saya dieem aja, beliau berkata dengan nada tinggi: “ beduk ini saya datangkan jau-jauh dari jepara!, kamu ini enak aja mindain-mindain gak ngasih tahu!, sudah bagus-bagus disini kok palah dipindain?!. Saya hanya nunduk-nunduk aja.. ya, pak haji, ya, pak haji. setelah itu langsung saya pindain dengan bantuan beberapa jama’ah. Jadi saya terkenal di mata pak haji orang yang pernah mindahin beduk, sambil senyum-senyum sinis beliau bercerita kepada penulis seakan-akan ada yang tidak ia sukai dari penulis Allahu a’lam.

Kisah tentang kasus kekolotan bapak Abdurrojak yang pernah terjadi selain ini pernah beliau kisahkan sendiri kepada penulis yang ceritanya sama persis dengan apa yang pernah diceritakan oleh Ishmadi cuma beda redaksi dan beliau tidak secara terang-terangan mengutarakan hakikat jati dirinya yang sebenarnya. Suatu ketika seorang jama’ah masjid yang beda paham dengan beliau meminta ijin untuk mengadakan pengajian yang mereka sebut liqo’an, pengisinya dari ustadz yang sefaham dengan kelompok pengajian tersebut tiap ahad siang, waktu seminggu dua minggu, sebulan dua bulan berjalan lancar dan tidak terjadi masalah apapun hingga waktu sudah menunjukkan kurang lebih enambulanan, berdasarkan hasil kisah yang penulis dengar dari Ishmadi bahwa dirinyalah yang telah melaporkan kerekannya yang bernama Mahfudz/ Ust. Mahfudz[10] yang dia isukan bisa jadi dari pengajian itu masjid akan berubahan menjadi masjid yang tadinya NU menjadi tidak NU, dari sisnilah kemudian Mahfudz/ Ust. Mahfudz melaporkan ke mertuanya bapak. Abdurrojak Ab setelah itu pengajian bubar dan tidak ada lagi hingga kini.

Dari kisah-kisah dan pengamatan kejadian-kejadian yang pernah penulis dengar dan alami sendiri ketika tinggal di masjid tersebut, meskipun tidak menampakkan secara nyata masjid didominasi secara kuat oleh bendahara meskipun disana terdapat penasihat dan ketua masjid yang memiliki hak untuk memutuskan sebuah solusi permasalahan, akan tetapi ketua dan penasihat tidak bisa berbuat banyak apabila bertentangan dengan kemahuan bendara masjid dan setiap hendak memutuskan sebuah keputusan mesti harus konsultasi dahulu dengan bendahara masjid jika telah disetujui, maka permasalahan dapat berjalan meskipun nantinya terdapat masalah-masalah yang tidak dapat di sangka karena mungkin ada sesuatu yang tidak disukai dan di sembunyikan oleh bendahara masjid, sehingga beliau mengisukan-mengisukan sesuatu tentang kegiatan tersebut.

Hal demikian terjadi karena orang yang tersisa dari sejak panitia pembangunan hingga berbentuk kepengurusan kegiatan masjid hanya beliau sendiri, terlebih dana pemasukan masjid menurut pengakuan salah seorang jama’ah rata-rata adalah hasil dari usaha-usaha beliau ketika sejak menjadi bendahara panitia pembangunan hingga perenofasian masjid menjadi lebih bagus lagi.

Maka dalam hal ini untuk solusi bagaimana idealnya masjid itu, kita kembalikan kepada sejarah Rosulullah saw dalam mendirikan masjid dan bagaimana akibatnya jika masjid itu dibangun yang isinya hanya untuk membuat perpecahan ummat islam. Dalam sebuah sejarah pernah suatu ketika Rosullah saw hendak siap-siap berangkat ke tabuk, datang beberapa orang yang membangun masjid dliror di sebuah tempat, kemudian mereka berkata: wahai Rosullah sesungguhnya kami telah membangun masjid baru yang bisa dipergunakan untuk berbagai kegiatan kaum muslimin baik ketika dinginnnya malam atau turunnya hujan dan kami sangat bahagia sekali apa bila anda dapat sholat membersamai kami ditempat kami, kemudian Rosullah saw menjawab; saya sedang bersiap-siap untuk bersafar nanti sekembalinya insyaallah kita akan sholat bersama kalian di tempat kalian, maka tatkala kembali Allah menurunkan ayat

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. Maka Apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan Dia ke dalam neraka Jahannam. dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim. ( QS. Attawbah; 107-109). Hingga akhir kisah, maka Rosullah saw mengutus Malik bin Dahsyan, Ma’an bin Ady, dan saudaranya ‘Ashim bin ‘Ady beliau berkata, pergilah kemasjid yang penduduknya dzalim ini bakar dan hancurkan masjid itu.[11]

Dibangunnya masjid tidaklain hanyalah untuk mempersatukan ummat berlandaskan taqwa kepada Allah, bukan sebaliknya sehingga dikatakan masjid dliror yang ingin memecah belah ummat, tidak ada kemanfaatan dan keutamaan untuk kegiatan dan shalat berjamaah dimasjid wallahu a’lam bisshowab.

I. PENUTUP

Sebagai penutup dari tulisan ini Allah berfirman:

Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah mengucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Almu’minun: 51).

WALLAHU A’LAM BISSOWAB



[1] Lihat safiurrohman almubarak furi, sirah nabawiyah.

[2] Wawancara dengan dr. idris chaniago spb, selaku ketua masjid

[3] Wawancara dengan bpk. Abdurrozak Ab, selaku sekretaris masjid

[4] Kelompok pemuda tersebut adalah, dr. idris caniago, bpk. Amirudin harap, bpk Edi Ilyas, drs, H. Usman Kartawijaya, Ir. Abdullathif Rawa yang sebian diantara mereka adalah pegawai pemerintahan daerah.

[5] Opcit. Wawancara dr. Idris Chaniago

[6] Opcit. Wawan cara bpk. Abdurrozak AB

[7] Ibid.

[8] Spb. Spesialis bedah

[9] Menurut pengakuan belliau dirinya adalah ketua remaja sekitar masjid alisra’, jadi segala kegiatan yang akan diadakan telebih TPA/MDA itu bergantung dengan dirinya jika tidak ada kesepakatan maka tidak akan terlaksana, beliau menjelaskan.

[10] Salah seorang ustadz. yang pernah terkena fitnah dengan seorang mahasiswi asal Depok, untuk saat ini beliau tinggal dikampungnya sebelum itu beliau pernah tinggal sebagai pengajar ngaji alquran sekaligus menjabat sebagai marbot masjid alisra’. Berdasarkan beberapa kisah dari jama’ah masjid latar belakang pendidikan beliau sama dengan apa yang dianut oleh bendahara masjid, keterangan selanjutnya menyebutkan beliau ini adalah menantunya bapak Abdurrojak Ab.

[11] Abudorrohman bin Abi Bakar bin Muhammad Assuyuthi, labaab annuqul fi asbab annuzul, daar ihya alulum , bairut. Maktabah syamilla. Hal. 115

1 Response to "SEPENGGAL PELIPUTAN DI MASJID ALISRA’ Kec. Johar Baru kel. Johar Baru Jl. Percetakan Negara II JAKPUS"

  1. Semoga Masjid Al Isra menjadi rumah umat muslim JB (Johar baru)

    Antena Tv Bagus Wajanbolic,yg unik,awet,cocok & jernih untuk TV LCD,TV LED,TV Plasma,TV Digital & Tv Model Lama.

    Yang Senang Nonton Sepak bola Liga Dunia tanpa diacak
    lebih asyik nonton Tv dengan Antena Tv yang Bagus Wajanbolic!

    Nonton TV lebih Asyik Dengan Antena Tv yang Bagus Wajanbolic

    http://antenatv-rakitan.blogspot.com/

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme